Jumat, 20 Februari 2009

Renunganku Terhadapmu " ya Habibi"

Dlam Renungku menata serpihan imajinasi tentang mentari yang merelakan sinarnya ditutup awan, mentari tidak rela tapi jika tidak begitu bumi akan mati kehausan. Awan seakan membawa pesan semesta, Turunlah hujan dengan keberkahannya yang melimpah, semesta seakan segar kembali karena dahaganya telah hilang tapi dia uram, pucat karena mentari tidak kunjung datang tapi dia yakin mentari pasti datang walaupun hanya sekedar menyapa diwaktu senja.
hai kaum adam yang ada dilubuk hatiku ............................... kadang aku, mentari,bumi, awan, hujan dan lain sebagainya yang terpaksa tunduk pada hukum harmoni alam semesta. "Cinta " lebih dari itu , aku tidak bisa menguraikan lewat kata-kata. Cinta adalah bagian dari metafisika, tidak terbatas ruang dan waktu. Rasa yang demikian hebat dan dasyatnya hingga dapat menerjang hukum kosmos sekalipun karena dalam cinta terdapat atsmosfir harapan. Disini aku percaya statment Nietzche " Harapan adalah kejahatan paling buruk karena ia hanya memperpanjang kesengsaraan manusia "
kata-kata itulah yang dapat kupetik dari seseorang. entahlah apakah itu hanya renungan Naifku.
Socrates rela minum racun didepan pengadilan Sofis karena mempertahankan prinsipnya, Yang Mulia Siti Jenar rela di hukum mati karena mempertahankan I'tiqodnya. Aku punya prinsip dan akan siap menanggung konsekwensinya. penghukiman telah kamu gelar dan hukuman telah kamu jatuhkan ....................... aku rela jika itu memang pilihanmu.
"Cinta melampaui Keyakinan, karena Cinta adalah Elemen Iman"
Air tenang menhanyutkan ! Dalam "Toa" pengetahuan Cina kuno kekuatan abadi alam adalah aliran udara yang tenang! Dia yang Dewasa menghadapi realitas hidup dengan ketenangan................... Aku sangat berharap bisa mengadapi semua ini dengan Tenang meski hati dan pikiranku belum tentu bisa tapi aku yakin aku bisa.